SIARAN PERS SANDI KALA Pertunjukan Seni Performans 69 Performance Club
SIARAN PERS
SANDI KALA
Pertunjukan Seni Performans
69 Performance Club
Sabtu, 15 Februari 2020, 19.00 galerikertas, studiohanafi
Kerap kali, catatan tentang peristiwa-peristiwa di masa lalu menjadi pembacaan untuk masa depan yang dihadirkan pada hari ini. Catatan atau narasi tersebut dikenal oleh masyarakat kita sebagai ramalan, primbon, hingga tradisi yang berbasis lokasi, yang merekam riwayat peristiwa-peristiwa tertentu — misal pada tradisi kampung tua Kinta di Palu, Sulawesi Selatan, yang banyak terkait erat dengan kondisi geologi wilayahnya sejak lampau. Bentuk-bentuk pengetahuan semacam ini menyandarkan kepercayaannya pada ide bahwa segala pengetahuan telah tersedia di semesta, tinggal bagaimana para penghuninya mampu menyarikan halhal tersebut menjadi sistem pengetahuan.
Akan tetapi, pengetahuan semacam ini sering disalahartikan oleh sistem pengetahuan modern sebagai takhayul belaka. Berbagai pertemuan, baik dengan sistem, kultur maupun orang-orang baru, telah menggeser keberadaan pengetahuan ini. Kita tak lagi pandai mengakses tanda-tanda yang terserak pada semesta alam dan semesta sosial manusia sehingga kesulitan menyusun kode-kode pengetahuan tersebut. Ia menjadi seakan tersembunyi, rahasia, dan tak terjangkau.
Pada edisi ke-18 ini, 69 Performance Club mengangkat kuratorial “Sandi Kala” yang mengajak para partisipannya untuk menggali kode-kode narasi kolektif yang tercecer dan menghadirkan kembali potensi performatifnya, terutama narasi kolektif yang tersimpan dalam teks, baik teks sebagai tulisan maupun dalam konteks yang lebih luas, melalui teks, gerak dan bentuk serta relevansinya dengan sebaran narasi kolektif di kawasan Asia Tenggara.
Pertunjukan
Sabtu, 15 Februari 2020, pukul 13.00 – 17.00 WIB
Tempat
galerikertas – studiohanafi
Kp. Parung Bingung Gg. Manggis Rt 02 Rw 013
Kel. Rangkapan Jaya Baru, Kec. Pancoran Mas, Depok 16434
Partisipan
Dhuha Ramadhani & Robby Ocktavian
Otty Widasari & Kelompok Teater
Pingkan Polla
Riyadhus Salihin
Kurator
Anggraeni Widhiasih dan Prashasti Wilujeng Putri
Pertunjukan ini terselenggara atas dukungan dan kerjasama studiohanafi dan Forum Lenteng Jakarta Tentang 69 Performance Club
69 Performance Club adalah sebuah inisiatif yang digagas oleh Forum Lenteng untuk studi fenomena sosial kebudayaan melalui seni performans. Kegiatan 69 Performance Club berupa workshop dan performans setiap bulan, diskusi, serta riset tentang perkembangan performans di Indonesia. Inisiatif ini terbuka untuk para pemerhati, peminat dan pelaku performans untuk terlibat secara aktif menjadi bagian dari programprogram 69 Perfomance Club.
Karya-karya 69 Performance Club telah dipresentasikan di beberapa tempat, antara lain SMAK Museum, Ghent, Belgium, TranzitDisplay Gallery, Prague, Czech Republic, Ministry of Foreign Artists, Geneva, Switzerland, Teater Garasi, Yogyakarta, Indonesia, Ilmin Museum of Art, Seoul, South Korea, dan GoetheHaus, Jakarta. Karya-karya para partisipan dapat dilihat di www.69performance.club.
Bio Seniman
Otty Widasari (Balikpapan, 1973) adalah seniman, penulis, sutradara filem, dan salah satu pendiri Forum Lenteng. Pada tahun 2015, pameran tunggalnya berjudul Ones Who Looked at the Presence diselenggarakan di Ark Galerie, Yogyakarta. Kemudian pada tahun 2016, pameran tunggal keduanya, Ones Who Are Being Controlled diadakan di Dia.Lo.Gue, Jakarta. Kedua pameran tersebut merupakan proyek berkelanjutan Otty dalam rangka penelitiannya terhadap arsip film kolonial yang ia mulai sejak residensi di Belanda.
Pingkan Polla (Magelang, 1993), seniman yang berfokus pada seni performans dan seni rupa. Anggota Forum Lenteng sebagai seniman dan peneliti di Milisifilem dan 69 Performance Club. Ia memulai praktik artistiknya semenjak tergabung dalam proyek seni AKUMASSA-Diorama dengan melakukan observasi visual terhadap diorama-diorama yang ada di Museum Nasional. Pengetahuan itu kemudian berkembang ke arah seni performans semenjak ia tergabung dalam platform 69 Performance Club. Karya-karya performansnya berfokus pada studi tubuh dan kerja, media sosial, dan studi atas performans di ruang privat hingga ruang publik. Pada tahun 2019, ia sempat melakukan residensi di Bangsal Menggawe di Pemenang, Lombok Utara, dan melakukan riset tentang persinggungan antara seni pertunjukan dan seni performans. Selain itu, ia pun telah mengikuti residensi di Bulukumba, dalam rangka Makassar Biennale 2019.
Robby Ocktavian (Samarinda, 1990), seorang seniman dan organisator seni. Gemar menayangkan filem di celah-celah kota Samarinda bersama kawan-kawan Sindikatsinema. Direktur MUARASUARA – Sound Art Festival dan Naladeva Film Festival di Samarinda. Menyelesaikan studi Hubungan Internasional di Universitas Mulawarman Samarinda dan kemudian belajar memahami dan memproduksi visual di Forum Lenteng dalam program Milisifilem Collective.
Dhuha Ramadhani (Jakarta, 1995) adalah seorang penulis dan pembuat film. Menyelesaikan pendidikan sarjana di Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Anggota Forum Lenteng aktif. Pada 2018, ia menjadi salah satu kurator ARKIPEL untuk program Candrawala. Sekarang, dia juga seorang partisipan di Milisifilem Collective dan 69 Performance Club.
Riyadhus Shalihin, acapkali melakukan penelitian atas obyek ruang dan arsip, seperti : lokasi penggusuran, foto keluarga, reruntuhan bioskop, jembatan sungai, kompleks pemakaman, ataupun furnitur kolonial, sebagai latar penciptaan karya teater, performance art, video art, dan teks drama. Dirinya adalah co-founder dan direktur artistik Bandung Performing Arts Forum ( B.P.A.F ), yang bekerjasama dengan Theatre MUIBO ( Tokyo ) dalam proyek kolaborasi teater : ‘Once Upon A Time – The Fallen Boat’ – 2019, dengan bantuan dari Japan Foundation. Leow Puay Tin ( Malaysia ) untuk proyek teater ‘US NOT US’ pada Asian Dramaturgs Network, Yogyakarta – 2018. Anggota dari Majelis Dramaturgi – yang diinisiasi oleh Teater Garasi Yogyakarta. Menulis esai teater, tari, dan seni rupa di majalah Tempo, Sarasvati, Pikiran Rakyat, Indopos, dan Jawa Pos.
Bio Kurator
Anggraeni Dwi Widhiasih (Sleman, 1993) adalah seorang kurator, penulis, seniman yang berdomisili di Jakarta. Setelah menamatkan studi Hubungan Internasional di Universitas Paramadina, ia menjadi anggota aktif di Forum Lenteng dan terlibat dalam Milisifilem Collective (sebuah kelompok studi produksi film melalui praktik eksperimen visual). Sebagai sebuah produk audiovisual, bagi Anggra, film memiliki keterhubungan erat dengan persoalan sistem di masyarakat, teknologi media, produksi pengetahuan dan aspek kepenontonan. Hal-hal ini pun yang kerap muncul dalam kerja-kerja keseniannya, baik dalam bentuk kuratorial, tulisan maupun karya visual. Selain aktif dalam skena seni dan film, ia juga terlibat dalam platform eksperimen ekonomi bernama Koperasi Riset Purusha dan Prakerti Collective Intelligence.
Prashasti Wilujeng Putri (Jakarta, 1991) adalah seorang seniman dan manajer seni. Ia seorang lulusan Kriminologi, Universitas Indonesia. Penari dari Komunitas Tari Radha Sarisha dan Anjungan Jawa Tengah
Taman Mini Indonesia Indah. Ia memulai proses artistiknya sendiri sejak bergabung di 69 Performance Club pada 2016. Ia pernah melakukan residensi di Silek Art Festival di Solok, Sumatra Barat pada 2018, melakukan riset tentang silek (silat) dalam kehidupan tubuh-tubuh kontemporer. Hasil residensinya berupa karya video, dan dilanjutkan dengan karya performance yang dibawakan di Ilmin Museum of Art, Seoul, Korea Selatan. Karya-karyanya yang lain fokus pada soal tubuh yang didefinisikan dan dibentuk oleh masyarakat, dan bagaimana seni performans bisa merekonstruksi hal itu. Edisi performans “Sandi Kala” ini merupakan karya kuratorialnya yang pertama.
Narahubung:
Pingkan Polla +62 81808522832 pingkan@forumlenteng.org
Comments
No comment yet.