[Kaledioskop] Studiohanafi 2016
Sepanjang tahun 2016, Studio Hanafi telah menyelenggarakan berbagai peristiwa kesenian. Catatan peristiwa kesenian akhir tahun ini kami rangkum sebagai cermin dan refleksi pencapaian untuk kembali mengevaluasi berbagai program mandiri dan program kerjasama dengan berbagai seniman, komunitas, lembaga hingga pemerintahan Tulang Bawang Barat-Lampung untuk menjadikan Tubaba sebagai “Kota Budaya”.
Berbagai penilaian dengan apa yang telah kami lakukan, semoga bermanfaat sebagai bahan pembelajaran sekaligus bahan perbaikan kami di masa yang akan datang agar lebih baik, bermanfaat dan bernilai.
Berbeda dengan istilah “refleksi dan evaluasi” yang lebih pada bercerita tentang masa lalu, maka untuk “resolusi” adalah pernyataan yang diinginkan untuk masa yang akan datang. Di penghujung tahun 2016, kami telah melakukan rapat untuk mematangkan kembali secara gagasan dan ide untuk resolusi program-program kami di tahun 2017 yang tentunya menjadi bagian atas bagaimana kontribusi kami untuk menjadikan kesenian fokus pada penciptaan ekologi baru, baik dalam tubuh keluarga Studio Hanafi sendiri dan perubahan dalam cara berpikir dan laku masyarakat menuju ke arah yang lebih bernilai
- Pasar Senen, Sitor dan Harimau Tua: Pertunjulan Instalasi Teks 1 Tahun Sitor Situmorang. Sutradara – Koreografi: Adinda Luthvianti, artistik – Instalasi Wayang: Hanafi; Musisi: Martahan S. Sitohang. Dramatic Reading: Semi Ikra Anggara, Taufik Darwis, Abimanyu, Sartika Dian Nuraini, Jesika Rumanda Situmorang; Gitaris: Rizki Asasi; Aktor: Azuzan JG dan Jon Haryanto; Perangkai teks: Afrizal Malna; Pimpinan Produksi: JJ. Rizal dan Logo Situmorang. Rabu, 20 Januari 2016 di Teater Kecil. Taman Ismail Marzuki.
- Solo Exhibiton Hanafi “Pintu Belakang | Derau Jawa” kurator: Agung Hujatnikajennong. 1-15 Maret 2016 di Galeri Nasional- Jakarta. Pembukaan Pameran: Selasa, 1 Maret 2016 oleh Goenawan Mohamad, musik: Sa’Unine String Project. . Program pendamping Pameran: Lokakarya dan diskusi pembacaan karya bersama Riyadhus Shalihin (Bandung), Stanislaus Yangni (Yogyakarta) dan Agung Hujatnikajennong (fasilitator), pada 2 Maret 2016. Lokakarya seni lintas media bersama Enrico Halim, Cecil Mariani dan Yuka Narendra pada 2-7 Maret 2016. Pameran hasil lokakarya seni lintas media pada 8-15 Maret 2016 di Scaffolding-Galeri Nasional Indonesia.
3. Puisi, Bahasa, Teknologi Media, peluncuran buku puisi “Berlin Proposal” karya Afrizal Malna, pada 14 April 2016 di Fakultas Ilmu Budaya – Universitas Indonesia. Pembicara: Ari Jogaiswara (Universitas Padjajaran) dan Dymussaga Mira (Universitas Indonesia).
4. Lokakarya Kepenarian Akademi Indonesia Dance Festival, 1-7 Mei 2016 di Kaldera Sunda-Bogor. Kerjasama Akademi Indonesia Dance Festival, Studio Hanafi dan Kaldera Sunda Bogor. Empat pelatih pakar—dua dari mancanegara dan dua dari negeri sendiri—sudah dipilih secara saksama oleh Akademi IDF. Mereka adalah Suprapto Suryodarmo (Indonesia), Benny Krisnawardi (Indonesia), Ramli Ibrahim (Malaysia), dan Su Wen-Chi (Taiwan). Keempat pelatih pakar ini akan memberi pengayaan kepada 15 penari muda terpilih selama sepekan secara intensif. Lokakarya ini termasuk di dalam rangkaian lokakarya yang diadakan oleh Akademi IDF untuk menyambut IDF 2016.
5. The Exhibition “when the spanish and portuguese left : the story of spices” 7-18 May 2016 at the Institute for Hispanic Culture di Housten, Texas, united states of America.
I Always remember Emillio Sabadel dearly, along with Barcelona. I have visited Barcelona-Spain for seven times for exhibitions and I miss the warmth.
The Grand Sagrada Familia made me admire Antonio Gaudi. And the history of spices; “ pala, cengkih, kayu manis, dan lada” created its own story filled with blood and tears of my nation. Silent thingking. To think that spices could alter the history of the world was something unimaginable fo me.
Spain and Portuguese were so close to me when I stood on Ternate – Maluku, look at Halmahera and mount Gamalama. There were Spanish and Portuguese – Sounding names everywhere.
Also at “kampung Tugu”- at the furthest corner of Jakarta we could meet another Emillio with the same skin and language as mine. There are Juan, Lucas, Lorenzo, Pedro – names that were left behind in Nusantara.
Now I arrive with every memory about Spain, Portuegese, Ternate, Maluku, and spices without any blood and tears, only the dream of an ordinary man wanting to connect with the earth in the name of love.
While enjoying the poem “Cargoes” by John Masefield:
Stately Spanish galleon coming from the
isthmus,
dipping through the tropics by the palm green
shores
with a cargo of diamond, emerald, amythysts,
topazes, and cinnamon, and gold moidores
John Masefield
England
1878 – 1967
So, I send peace and Love from Indonesia.
Hanafi
Depok, February 28, 2016
6. Lokakarya DKJ Choreo-Lab: Process-in-Progress # 2, 2-5 Juni 2016 di Studio Hanafi. Koreografer: Ari Ersandi (Yogyakarta), Gintar Pramana Ginting (Jakarta), Moh Hariyanto (Surabaya). Fasilitator: Suprapto Suryodarmo, pencipta sistem gerak Amerta dan perupa Hanafi
7. Peluncuran Buku “Tubaba: Kerja Sastra dari Tubaba” 25 Juni 2016 di Goethe-Institut Jakarta
8. Unpacking Jakarta: The Dead Class- Tadeusz Kantor. Instalasi Pertunjukan The Dead Class- Tadeusz Kantor
Kolaborasi Hanafi dan Lab Teater. Rabu 20 Juli 2016 di Teater Kecil-Taman Ismail Marzuki
9. Pertunjukan Yang Fana adalah Waktu. Kita Abadi di FIB Universitas Indonesia
Teater Garasi bekerjasama dengan Studio Hanafi dan Fakultas Ilmu Budaya-Universitas Indonesia menyelenggarakan pertunjukan “Yang Fana adalah Waktu. Kita Abadi” pada 26 Juli 2016 di Auditorium Gedung IX FIB UI, Depok dan workshop tanggal 25 Juli 2016 di Gedung 6 FIB UI.
10. Workshop Zine dan Self-Publishing
Fasilitator: Sartika Dian Nuraini. Moderator: Ika Amalia Kusumawardhani. Minggu, 28 Agustus 2016
Forum ini akan melakukan investigasi atas isu-isu sosial dan permasalahan yang dihadapi di ruang-ruang tertentu dalam masyarakat. Suara generasi muda tentang isu-isu sosial akan didata dan diperlakukan sebagai logika dan konter-logika. Peserta akan diberi materi dasar cara membuat zine dan menggunakannya sebagai media politis. “The personal is political” adalah jargon utama dalam ZineForum.
11. Selamatan Budaya Tulang Bawang Barat
Pada tanggal 11-12 Oktober 2016 Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat bekerjasama dengan studiohanafi, menyelenggarakan ‘Selamatan Budaya’ yang bertujuan untuk meresmikan dua bangunan baru yang menjadi ikon kota. Dua bangunan baru tersebut adalah: Masjid 99 Cahaya dan Balai Adat Sesat Agung. Dibuka oleh Menteri Agama: Lukman Hakim Saifuddin.
Selamatan Budaya Tubaba ini menampilkan beberapa program dan pertunjukan. Seperti: Parade 103 Desa Adat Tubaba, pembacaan karya sastra oleh 9 sastrawan nasional. Pertunjukan musik Q-Tik penata musik: Lawe Samagaha, Pertunjukan tari Nenemo, koreografer Hartati. Pertunjukan teater Cut Bacut, sutradara Semi Ikra Anggara dan Andika Ananda. Musik klasik, workshop pengajaran sastra dan bahasa Indonesia oleh Zen Hae dan para sastrawan. Pametan seni rupa Tubaba dan peragaan busana adat Tubaba, perancang busana Auguste Soesastro.
12. Sumur Art Project Lingga Yoni, di Taman Kali Jodo Desember 2016
Instalasi sumur karya Hanafi menjadi salah satu art project yang akan memoles wajah baru Taman Kalijodo-Jakarta Barat sebagai ruang terbuka hijau. Karya “Sumur” dimaknai menjadi simbol dari lingga yoni, merujuk pada history sumber tempat Kalijodo pada tahun 1950-an sebagai tempat mencari jodoh. Hanafi memaknai pertemuan lingga dan yoni, tidak pada hasrat erotisme, namun esensinya sebagai sumber dari kesuburan yang sakral.
13. Teater anak studiohanafi mengikuti workshop “lief in materials” dengan tim spooner.
Minggu, 27 November 2016 di Studio Tari Komunitas Salihara. Beberapa anak Teater Studiohanafi mengikuti Workshop Lief in Materials dengan Tim Spooner. Tim Spooner adalah kelompok seniman teater dan visual dari Inggris yang telah berdiri sejak enam tahun lalu.
Workshop Lief in Materials ini memperkenalkan kepada anak-anak bagaiamana proses kreatif yang dilakukan oleh Tim Sponner dimana dalam menciptakan karya-karyanya mereka selalu mengkolaborasikan antara rupa ide dan dunia fisika.
14. Coming Home “Home By A New Road” solo exhibition by Hanafi pada 7 Januari 2017 di Komaneka Fine Art Gallery.
Pameran ini serupa kilas balik “Kepulangan Hanafi melalui jalan baru” di Bali sebagai rumah yang meninggalkan jejak kematangan batin dan kreativitas sejak tahun 1998. Begitu pula, Komaneka Art Gallery yang mempunyai andil utama menjadi rumah pameran yang selalu hangat dan terbuka. Di mulai sejak solo exhibition “Keheningan Sayan” (2001), “Saat Usia 50” (2010) dan “Migrasi Kolong Meja#2” (2013).
Pembukaan pameran “Home By A New Road” direncanakan akan berlangsung di ruas tengah 7 Januari 2017, namun pengunjung dapat menghayati karya-karya pameran sejak 18 Desember 2016.
Terima kasih dengan segala ketulusan kami haturkan atas proses berkesenian yang telah kami jalani bersama dengan berbagai pihak. Terima kasih untuk Tuhan dan semesta. Kesenian adalah bagian dari kehidupan (part of life) dan dengan jalan ini kami menghayati kehidupan.
Comments
No comment yet.