studiohanafi.com studiohanafi.com studiohanafi.com
Navigation
  • PROFIL
    • Profil Hanafi
    • Manajemen
    • Kontak
  • GALERIKERTAS
    • Aktivitas Galerikertas
    • Catatan Pameran
    • Artikel Galerikertas
    • Katalog Galerikertas
  • RUANG
    • Artspace
    • Perpustakaan
  • AKTIVITAS
    • Aktivitas Hanafi
      • Tubaba
    • Aktivitas Artspace
    • Aktivitas Perpustakaan
  • KOLABORASI
    • Tubaba
    • Vida Festival 2018
  • ULASAN

[Video] Kesadaran yang Tak Bernama

Share!

0shares

Dalam kategorisasi tahapan-tahapan perkembangan manusia, konsep “id” (yang diperkenalkan freud), dinegatifkan sedemikian rupa. Ditempatkan pada tahapan paling bawah sebagai insting dalam dunia binatang, naluri alamiah, atau tahap tak sadar.

Jiwa telah didefinisikan dalam kotak hitam oleh psikologi. Dalam sejarahnya, psikologi telah memperlakukan kesenian sebagai objeknya yang sewenang-wenang lewat teori fantasi dan ketaksadaran.

Karya-karya video dalam pameran hanafi ini, hasil kerja sama dengan beberapa seniman, merupakan pengalaman panjang bahwa kreatifitas dan id saling berhubungan satu sama lainnya. Kreatifitas adalah enerji yang anonim, hidup di luar memori sosial yang telah dilembagakan. Dalam kreatifitas, id, bagi hanafi adalah gerombolan pikiran yang tidak memiliki kelompok. Hidup tanpa identitas, telanjang, belum memiliki pakaian yang kita sebut sebagai kebudayaan.

Id yang merupakan daya hidup, enerji kreatifitas, kian tertindas oleh kekuasaan super ego sosial yang banyak memainkan politik pemaknaan di tingkat primordialitas masyarakat. Penindasan super ego terhadap id membuat kita semakin terasing dari kodrati manusia. Sebagian dari kodrati manusia dianggap hina, hidup dalam dunia nafsu. Pengaruh budaya victorian-kompleks telah membuat id menjadi hitam lewat proses purifikasi terhadap tubuh dan jiwa manusia. Pada gilirannya proses ini justru banyak melahirkan boneka-boneka spiritual.

Id adalah kesadaran yang tak bernama. Kesadaran yang tidak memerlukan identitas dan tujuan. Kesadaran untuk melihat hidup lewat alam dan jiwa yang terbuka. Id dalam medan seni, seharusnya dibaca sebagai kerja penciptaan yang berusaha melahirkan kembali manusia lebih dekat dengan kodrat kebersamaannya. Melihat bagaimana manusia goyah dan tergetar, dan selalu heran karena dia punya cinta.

afrizal malna

 

 

September 14, 2015 / Hanafi
Like this post!

Related Posts

Read More
Festival Tari Nenemo di Festival Tubaba #3
Read More
[Pers Release] M A L Luka dan Anomali Dalam Masyarakat Urban
40 Puisi Pilihan Penyair Heru Joni Putra Diterbitkan
Read More
Dokumentasi Persiapan Ciputra Artpreneur
Read More
[Berita] Pameran Seni Berprotokol Kesehatan Covid-19-Republika.co.id
Read More
[Berita] Garis-Garis Hanafi di Masa Pandemi-ideide.id

Comments

No comment yet.

Cancel reply
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Next Post
  • Previous Post

Kategori

  • Aktifitas Galeri (63)
    • Aktifitas Galeri (41)
  • Artikel Galeri (28)
  • Artspace (44)
  • Catatan Pameran (50)
  • Galerikertas (70)
  • Hanafi (112)
  • Katalog Galerikertas (16)
  • Kolaborasi Tubaba (38)
  • Kolaborasi Vida (3)
  • Perpustakaan (16)
  • Ulasan (183)
  • Uncategorized (9)

Archives

Artikel Terbaru

  • Katalog Pameran “QYVProspectrum” November 25, 2020
  • Katalog Pameran Irawan Karseno “Melukis dari dalam Kereta” November 20, 2020
  • Katalog Pameran Isolasi 5 Perupa November 20, 2020
  • [Berita] Arena Isolasi 5 Perupa Muda-JawaPos.com November 19, 2020
  • [Berita] galerikertas Gelar Pameran Perupa Pilihan Irawan Karseno-detikHot November 19, 2020
  • [Berita] Jangan Sampai Kelewatan, Galeri Kertas Gelar Pameran Baru Bertajuk “Isolasi 5 Perupa”-getlost.id November 19, 2020
  • [Berita] Kala Rumpang, Perspektif Hanafi Menyikapi Pandemi-yogyapos.com November 19, 2020
Load More...Follow on Instagram
Copyright © studiohanafi 2021