[Video] Kesadaran yang Tak Bernama
Dalam kategorisasi tahapan-tahapan perkembangan manusia, konsep “id” (yang diperkenalkan freud), dinegatifkan sedemikian rupa. Ditempatkan pada tahapan paling bawah sebagai insting dalam dunia binatang, naluri alamiah, atau tahap tak sadar.
Jiwa telah didefinisikan dalam kotak hitam oleh psikologi. Dalam sejarahnya, psikologi telah memperlakukan kesenian sebagai objeknya yang sewenang-wenang lewat teori fantasi dan ketaksadaran.
Karya-karya video dalam pameran hanafi ini, hasil kerja sama dengan beberapa seniman, merupakan pengalaman panjang bahwa kreatifitas dan id saling berhubungan satu sama lainnya. Kreatifitas adalah enerji yang anonim, hidup di luar memori sosial yang telah dilembagakan. Dalam kreatifitas, id, bagi hanafi adalah gerombolan pikiran yang tidak memiliki kelompok. Hidup tanpa identitas, telanjang, belum memiliki pakaian yang kita sebut sebagai kebudayaan.
Id yang merupakan daya hidup, enerji kreatifitas, kian tertindas oleh kekuasaan super ego sosial yang banyak memainkan politik pemaknaan di tingkat primordialitas masyarakat. Penindasan super ego terhadap id membuat kita semakin terasing dari kodrati manusia. Sebagian dari kodrati manusia dianggap hina, hidup dalam dunia nafsu. Pengaruh budaya victorian-kompleks telah membuat id menjadi hitam lewat proses purifikasi terhadap tubuh dan jiwa manusia. Pada gilirannya proses ini justru banyak melahirkan boneka-boneka spiritual.
Id adalah kesadaran yang tak bernama. Kesadaran yang tidak memerlukan identitas dan tujuan. Kesadaran untuk melihat hidup lewat alam dan jiwa yang terbuka. Id dalam medan seni, seharusnya dibaca sebagai kerja penciptaan yang berusaha melahirkan kembali manusia lebih dekat dengan kodrat kebersamaannya. Melihat bagaimana manusia goyah dan tergetar, dan selalu heran karena dia punya cinta.
afrizal malna
Comments
No comment yet.