[Catatan Kelas Dakwah] Residensi Ramadan 2017 Tubaba Dengan Tema Literasi Agama
Kelas dakwah Residensi Ramadan 2017. Tulang Bawang Barat Lampung. Mentor: Maghfur MR
Ramadan lahir ke dunia dengan segudang kemuliaan, sebagai bulan yang paling agung di antara 11 bulan lainnya. Ramadan menjadi waktu yang strategisuntuk menggodok diri menjadi pribadi yang lebih bestari. Pada bulan yang mencatat turunnya Alquran, Residensi Ramadan 2017 digelar di Tulang Bawang Barat (Tubaba) Lampung untuk memunguti generasi-generasi emas dengan disediakan agenda pelatihan Dakwah, Qirah, Kaligrafi, dan Teater religi. Acara ini dilaksanakan oleh Studio Hanafi Jakarta yang bekerjasama dengan Pemda Tubaba Lampung, berlangsung dari 4 sampai 18 Juni 2017.
Catatan ini lebih difokuskan pada kelas Dakwah. Kelas ini menyasar siswa MA sederajat yang bermukim di daerah Tubaba Lampung. Laju perjalanan kelas Dakwah cukup menggairahkan, peserta yang multi latar belakang dapat berbaur dengan apik dalam mengikuti kegiatan. Pelatihan ini berpusat di masjid 99 Cahaya, Baitus Sobur, Tubaba Lampung.
Pada Senin 5 Juni, senyam-senyum peserta dan perkenalan diri tentang nama, pendidikan serta daerah asal menjadi bumbu pertemuan pertama dengan mentor. Selain serba-serbi tersebut, pendasaran awal ilmu dakwah dan pengenalan materi bergulir damai di tengah lingkaran mereka. Dari awal, mentor berusaha menghadirkan suasana kekeluargaan dengan harapan agenda dakwah dapat berjalan dengan renyah. Sehingga mereka bisa mengikuti pelatihan yang telah dirancang, dan menjadi bekal dakwah di kampung halaman mereka nantinya.
Dengan napas islami, dakwah merupakan ijtihad muslim dalam mengajak, mendorong, dan memotivasi untuk melakukan kebaikan dan mengambil jarak dari keburukan. Ini senada dengan isi Alquran surat Ali Imran ayat 104, bahwa berdakwah merupakan tindakan untuk menggiring manusia pada jalan kearifan dan menjauhi kemungkaran, sehingga tercipta hidup yang rahamatan lilalamin.
Karena hakikat dakwah adalah ajakan yang tidak memaksa, dan ajakan untuk berpikir serta berargumen secara rasional, dan karena objek dakwah adalah semua manusia tanpa batas, artinya mengedepankan makna universalitas.
Kelas dakwah berjalan sebagai yang telah dirancang. Dalam setiap pertemuan diawali dengan tadarus ayat-ayat humanisme dan tadarus puisi untuk menggenjot gairah belajar peserta. Mereka mendapatkan materi yang telah disiapkan. Di antaranya: pengenalan takrif dan konsep dakwah, etika dakwah, metode dakwah, cara menyusun teks dakwah, serta menyelami istilah-istilah Arab dan dai-dai Indonesia, dll. Saban hari, mereka praktik dakwah dengan tema yang telah ditentukan. Di antaranya, menumbuhkan rasa kasih sayang, memaknai salat yang dapat mencegah kerusakan dan kemungkaran, manifestasi puasa dalam kehidupan sehari-hari, dll. Di sela-sela pembelajaran, para peserta diajak game dakwah, yaitu peserta yang bisa menyelesaikan permainan dengan benar maka ia berhak menunjuk temannya berdakwah secara spontan di depan mereka.
Secara teknis, pelatihan ini tidak ada kendala yang signifikan. Fasilitas yang dibutuhkan, misal: ruangan masjid, white board, spidol, printer, dll sudah disediakan oleh panitia. Peserta dapat mengikuti dengan penuh antusias, terbukti ketika diminta untuk praktik dakwah di depan teman-temannya, mereka dapat melaksanakan dengan baik. Juga dikenalkan pada mereka, bahwa dakwah tidak hanya disampaikan secara lisan melainkan pula dengan tulisan. Mereka mampu merangkum dan menyusun dakwah secara tertulis.
Para santri Residensi Ramadan 2017 juga mendapatkan materi tambahan di asrama, berupa pendalaman pemahaman keagamaan yang dikemas dalam kajian kitab Hikam karya Inu `Athaillah al-Sakandari yang diampu oleh mentor kelas dakwah. Selain pembahasan profetik, mereka diberi kebebasan untuk mengomunikasikan problem keseharian, sehingga kajian terasa lentur namun teratur dan terukur.
Sebagaimana penyampaian peserta yang ditulis pada akhir pelatihan, di antaranya oretan Khusnul Khatimah: kegiatan dakwah bulan puasa ini membantu tumbuhnya keberanian kami untuk berdakwah di tempat umum. Mentor berharap, semoga kegiatan ini benar-benar dapat mendorong mereka untuk memahami Islam lebih dalam. Mereka tidak hanya mengetahui teknik berdakwah namun juga substansi dakwah dikuasai, sehingga lahir generasi dai yang kualitatif dan inspiratif.
Comments
No comment yet.